flickr.com
Lalu lintas yang padat di kota Jakarta kadang bisa membuat orang stress, apalagi pengemudi kendaraan bermotor, wabil khusus kendaraan roda dua alias motor.
Sekian juta manusia dengan sekian juta atitude di hamparkan di jalan raya setiap hari, ada yang kalem, ada yang terburu-buru pun ada yang stylish - dari sisi tampilan.
Namun sadarkah kita bahwa atitude kita di jalan raya kadang-kadang di perhatikan oleh orang di sekeliling kita. Misalnya ada dimana orang merasa sensitip ketika di dahului dengan tidak wajar oleh pengendara lain, maka bukan tidak mungkin ia akan menandai motor tersebut dan mencoba "do domething to him" he he, tipe pendendam nih.
Itu hanyalah salah satu contoh episode drama kecil di belantara jalan raya.
Sekian juta manusia dengan sekian juta atitude di hamparkan di jalan raya setiap hari, ada yang kalem, ada yang terburu-buru pun ada yang stylish - dari sisi tampilan.
Namun sadarkah kita bahwa atitude kita di jalan raya kadang-kadang di perhatikan oleh orang di sekeliling kita. Misalnya ada dimana orang merasa sensitip ketika di dahului dengan tidak wajar oleh pengendara lain, maka bukan tidak mungkin ia akan menandai motor tersebut dan mencoba "do domething to him" he he, tipe pendendam nih.
Itu hanyalah salah satu contoh episode drama kecil di belantara jalan raya.
www.verkeerenwaterstaat.nl
Lepas dari itu semua ajakan untuk BERTOLERANSI di jalan raya mulai didengungkan dikalangan pengguna kendaraan bermotor, baik mobil maupun motor. Yap! toleransi di jalan sangat-sangat diperlukan, karena bukan hanya kepentingan kita saja yang ada disana, orang lain pun mempunyai hak yang sama di jalan, salah satu yang bisa dilakukan dalam bertoleransi adalah denganmenggunakan spion dan lampu sen dengan baik.
Hendaknya ketika kita akan pindah jalur, sebaiknya di dahulukan dengan menyalakan lampus sen, kemudian lihat kondisi di belakang dengan spion, jika keadaan aman barulah kita ambil jalur baru.
Di jalan sering kita lihat pengendara motor mengabaikan piranti keamanan berkendara yang satu ini, ada yang spionnya ditekuk kedalam, ada yang di ganti dengan yang lebih kecil, yang jelas-jelas sudah mengurangi fungsi daya pandang dari pantulan bayangan di belakang, sampai ada juga yang membalik arah kaca spion sampai menghadap ke deapan, weleh-weleh gejala opo iki. Kalau sudah begitu bukan tidak mungkin ketika ingin pindah jalur mereka jadi seenak udele dewe toh!.... dan hal ini sangat merugikan pengendara lain, yang mungkin saja sedang berada di jalur tersebut dengan kecepatan konstan.
Maka itu mari kita sama-sama galakkan toleransi berkendara di jalan, mulai dari hal-hal yang kecil seperti memasang spion standar atau super standar, yang pasti bisa harusbisa berfungsi melihat keadaan arus lalulintas di belakang kita. dan bisa menggunakannya dengan baik...
Hendaknya ketika kita akan pindah jalur, sebaiknya di dahulukan dengan menyalakan lampus sen, kemudian lihat kondisi di belakang dengan spion, jika keadaan aman barulah kita ambil jalur baru.
Di jalan sering kita lihat pengendara motor mengabaikan piranti keamanan berkendara yang satu ini, ada yang spionnya ditekuk kedalam, ada yang di ganti dengan yang lebih kecil, yang jelas-jelas sudah mengurangi fungsi daya pandang dari pantulan bayangan di belakang, sampai ada juga yang membalik arah kaca spion sampai menghadap ke deapan, weleh-weleh gejala opo iki. Kalau sudah begitu bukan tidak mungkin ketika ingin pindah jalur mereka jadi seenak udele dewe toh!.... dan hal ini sangat merugikan pengendara lain, yang mungkin saja sedang berada di jalur tersebut dengan kecepatan konstan.
Maka itu mari kita sama-sama galakkan toleransi berkendara di jalan, mulai dari hal-hal yang kecil seperti memasang spion standar atau super standar, yang pasti bisa harusbisa berfungsi melihat keadaan arus lalulintas di belakang kita. dan bisa menggunakannya dengan baik...
